Sikka-Aktivitas Pekerja Seks Komersial (PSK) di Maumere, Kabupaten Sikka, semakin mengkhawatirkan. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sikka mengungkap fakta bahwa Monumen Tsunami Maumere dijadikan sebagai lokasi utama (basecamp) untuk bertransaksi, sementara usia para PSK yang diamankan didominasi oleh kelompok muda, berkisar antara 16 hingga 21 tahun.
Enam PSK berhasil diamankan pada Senin, 27 Oktober 2025, menyusul laporan warga terkait kasus pencurian. Dari hasil pemeriksaan kesehatan, empat dari enam PSK tersebut dinyatakan positif mengidap penyakit menular seksual (PMS), yaitu Sifilis, dan satu orang diketahui tengah hamil.
Kepala Seksi Pengawasan, Pembinaan, dan Penyuluhan pada Satpol PP dan Damkar Kabupaten Sikka, Yosef Nong, SH, MH, menjelaskan bahwa penangkapan ini mengungkap praktik prostitusi yang melibatkan perempuan usia muda. Lima dari enam pelaku diketahui sering beroperasi di losmen, kos, dan hotel dalam wilayah Kota Maumere.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Yosef Nong memaparkan modus operandi mereka, di mana Monumen Tsunami memainkan peran kunci sebagai tempat pertemuan awal: “Monumen Tsunami adalah lokasi yang dijadikan basecamp transaksi seks komersial sebelum dibawa ke losmen, penginapan, maupun hotel sesuai keinginan pelanggan,” ungkap Yosef Nong.
Para pelaku diketahui memasang tarif sekali kencan yang berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000, tergantung permintaan layanan.
Hasil pengambilan keterangan menunjukkan risiko penularan virus dan penyakit sangat tinggi, sebab pelanggan dilaporkan jarang menggunakan kondom atau alat pelindung.
Fakta tersebut diperkuat dengan hasil tes kesehatan di Puskesmas Beru yang menunjukkan empat dari enam pelaku dinyatakan positif Sifilis, dan satu orang di antaranya sedang mengandung. Temuan ini sangat mengkhawatirkan mengingat dominasi usia muda pada para pelaku.
Selain isu kesehatan, penangkapan ini juga terkait erat dengan tindak kriminalitas. Yosef Nong membenarkan: “Ya betul, satu dari keenam pekerja seks komersial adalah anggota sindikat pencuri; yang bersangkutan sering mencuri uang, HP, dan barang dagang lainnya baik di rumah penduduk maupun di toko dan kios-kios.”
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sikka, Drs. Adeodatus Buang Dacunha, menyatakan keprihatinan mendalam atas maraknya aktivitas seks komersial yang melibatkan usia muda, apalagi dengan adanya temuan penyakit menular.
“Drs. Adeodatus Buang Dacunha menyatakan prihatin atas temuan kasus pencurian dan aktivitas seks komersial yang makin marak dan pada tingkat yang mengkhawatirkan, apalagi para PSK tersebut banyak terpapar virus penyakit menular (HIV dan atau Sifilis) untuk itu ia menegaskan dan berkomitmen untuk terus melakukan operasi dan penertiban terhadap para penghuni kos, asrama, losman, penginapan dan hotel-hotel yang berada di kota Maumere,” tegasnya.
Menanggapi ancaman terhadap generasi muda, Yosef Nong meminta agar semua stakeholder segera mengambil peran. Ia menekankan pentingnya edukasi dan pencegahan untuk menekan penyebaran penyakit menular seksual (PMS).
Yosef Nong mengatakan sangat penting dilakukan edukasi dan pencegahan untuk mengurangi penyebaran penyakit menular seksual (PMS) bagi warga masyarakat Kabupaten Sikka, dengan mengedepankan peran Linmas, RT/RW, Tokoh adat, Tokoh Agama serta desa dan kelurahan.










